Sabtu, 15 Desember 2012

Indahnya Kebersamaan Syiah dan Sunni di Jepara

Islam Syiah lagi ramai dibicarakan banyak orang di Indonesia,apalagi setelah ada kasus konflik Sunni dan Syiah di Sampang,Madura.Beda halnya dengan keberadaan kaum Syiah di jepara,walaupun Syiah sebagai kaum minoritas berdampingan dengan damai dengan mayoritas Sunni.

Indahnya kebersamaan itu terlihat di Dukuh Candi,Desa Banjaran, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara.Di daerah tersebut banyak pengikut Syiah dan Sunni.Namun, mereka hidup sangat harmonis.Pertikaian Sunni dan Syiah di sampang tak lantas menganggu keharmonisan hubungan pengikut Syiah dan Sunni.

Pengikut Syiah di desa tersebut berkisar antara 100 keluarga hingga 150 keluarga.Dari 12 rukun warga (RW) di Desa Banjaran, pengikut Syiah paling banyak berada di wilayah RW 1 yang tersebar di RT 2, 3, dan 4.Pengikut Sunni merupakan mayoritas penduduk di desa tersebut.

Walaupun jika ditelisik,ada beberapa perbedaan mencolok mulai dari lafadz azan,berwudhu hingga tata cara shalat.Saat shalat lazimnya pengikut sunni menyedekapkan tangan didada,lain halnya dengan pengikut syiah membiarkan tangannya menjuntai.Mengucapkan salam pertanda saat shalat sudah selesai,pengikut sunni menoleh ke kanan dan kekiri,pengikut syiah hanya menepuk-nepukkan tangan di paha.Walaupun demikian kelompok berbeda mazhab keagamaan di Dukuh Candi ini tetap akur.

Komunitas Syiah di Jepara yang merupakan terbesar di Jawa Tengah, melakukan adaptasi dan dinamisasi dengan masyarakat sekitar.Identitas mereka tidak lagi tampak sebagai minoritas yang “aneh” apalagi sampai disebut menyimpang.Bahkan dalam satu keluarga pun ada yang menganut sunni maupun syiah,tapi keharmonisan,toleransi tetap terjaga.

Kebersamaan saat ada warga yang meninggal dunia,pengikut Syiah dan Sunni bersama-sama melakukan shalat jenazah hingga proses pemakaman.Tak hanya itu, mereka juga tetap menjaga kebersamaan dengan tahlil atau doa bersama bagi jenazah.Masing-masing tokoh agama mendapat jatah peran yang berbeda.Misalnya jika yang meninggal dunia warga Syiah, maka pemimpin tahlil tokoh agama mazhab yang bersangkutan.Namun giliran doa,nanti ganti dipimpin oleh tokoh agama Sunni.Dan begitu juga sebaliknya.

Untuk masalah urusan sosial kemasyarakatan keduanya sangat harmonis.Khusus urusan keyakinan dan tata cara ibadah yang sifatnya personal warga dilarang saling “intervensi”.

Indahnya kebersamaan Syiah dan Sunni di jepara ini hendaknya bisa menjadi sebuah contoh ditempat yang lain. [berita online.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar