Mitos Kegiatan-Kegiatan Di Makam Roro Ayu Mas Semangkin

Bukan waliyullah kalau tidak punya karisma, begitu juga dengan Ibu Mas. Sampai sekarang makam beliau ramai dikunjungi masyarakat baik dalam maupun luar desa. Berbagai kegiatan rutin di laksanakan di makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin, diantaranya yang menonjol adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pada hari Kamis sore
Banyak para peziarah yang datang dari berbagai lapisan masyarakat dan dari penjuru desa dan kota, pada umumnya para peziarah tersebut mengadakan selamatan di makam dan berdoa menurut cara dan keyakinan masing-masing yang dipandu oleh Juru Kunci Makam. Dari hari ke hari jumlah para peziarah semakin bertambah. Tidak kurang dari 50 orang yang khusus berziarah ke Makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin pada setiap Kamis sore.

b. Kegiatan pada hari Kamis Malam (Malam Jum’at)
Mulai pukul 22.00 WIB, banyak warga masyarakat (khususnya laki-laki) yang datang dari berbagai penjuru desa dan kota untuk melakukan tirakatan dan bersemadi di dalam makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin. Dari pengamatan yang dilakukan, tidak kurang dari 10 (sepuluh) orang yang datang untuk melakukan tirakatan dan bersemadi pada setiap Malam.

c. Kegiatan pada setiap Malam Jum’at kliwon dan Jum’at Wage
Pada hari-hari tersebut diatas, dimulai sekitar pukul 20.30 WIB diadakan pengajian dan tahlil bersama-sama yang dilanjutkan dengan membaca Sholawat Nariyah. Anggota Sholawat Nariyah tercatat sebanyak tidak kurang dari 65 orang, tetapi yang hadir pada hari-hari tersebut tercatat berkisar antara 45 sampai dengan 50 orang.

d. Kegiatan pada Setiap Tanggal 10 sampai dengan 11 Muharram
Sebagai penghormatan warga desa kepada almarhumah Kanjeng Ibu Mas Semangkin, maka pada setiap tanggal tersebut diatas diadakan peringatan hari wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin (Haul). Dari catatan Pengurus menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengunjung pada setiap diadakannya haul.

Haul yang diselenggarakan secara terbuka untuk umum ini baru dirintis sejak tahun 1999 M. Meskipun peringatan-peringatan hari wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin ini belum lama dipublikasikan, tetapi catatan pengurus makam menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengunjung yang sangat mengejutkan, karena pada haul Kanjeng Ibu Mas Semangkin tahun 2001 tidak kurang dari 4.000 pengunjung yang hadir. Pada haul tahun-tahun sebelumnya hanya tercatat tidak lebih dari 1.500 pengunjung. Kenyataan ini menunjukkan betapa semakin sadarnya warga masyarakat dalam menghargai dan menghormati para leluhurnya.

e. Kepercayaan Rakyat (MITOS RAKYAT)
Terkait dengan cerita Ibu Mas Semangkin terdapat perilaku dan kepercayaan yang hidup di kalangan masyarakat Mayong Lor. Kepercayaan yang terkait dengan Ibu Sumangkin antara lain Di atas makam Ibu Mas Semangkin sering terlihat fenomena gaib. Jika terlihat bola api menunjukkan ada musibah. Bola api merah berjalan di atas rumah makam Fenomena tersebut sesekali terlihat di atas rumah makam Ibu Semangkin. Fenomena tersebut pernah terlihat ketika terjadi perkelahian antar desa yang melibatkan Desa Mayong Lor.

Masyarakat Mayong Lor sebagian juga percaya orang-orang perempuan tidak boleh memasuki komplek makam dengan memakai baju warna hijau pupus daun. Warna tersebut adalah kesukaan Ibu Mas Semangkin ketika masih hidup. Pantangan memakai baju warna pupus bagi perempuan diperhatikan oleh sebagian masyarakat Mayong Lor sampai sekarang

Patahnya cabang pohon besar ( bergat ) dilingkungan makam Ibu Mas Semangkin, setiap ada calon pemimpin desa (petinggi) memberikan isyarat tokoh yang akan terpilih. Kearah calon yang mana cabang pohon itu patah maka calon tersebut yang akan terpilih. Masyarakat setempat percaya bahwa peristiwa itudapat dilihat beberapa kali pada saat pemilihan kepala desa (petinggi).

Ketoprak atau seni pertunjukan dilarang memainkan peran tokoh ibu Mas Sumangkin. Jika hal itu dilanggar maka besar kemungkinan penyelenggara dan pemainnya akan mendapat mushibah. Oleh karena itu penduduk sampai sekarang tidak bernai memainkan peran Ibu Mas Semangkin pada pertunjukan seni Ketoprak. Pada saat ini tokoh pemerintahan bupati, camat, petinggi dan kyai/ ulama.menghadiri acara buka luwur dan khaul Ibu Mas Semangkin. Acara khaul juga dihadiri keturunan Sunan Kalijaga di Jepara dan sekitarnya.

Poskan Komentar


Sekarang Bisa Komentar Tanpa Harus Login.