Menelusuri Sosok Kartini


Lagu “Ibu Kita Kartini” begitu melekat di memori setiap orang Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan Indonesia. Tak sekedar sebagai lagu yang melekat, sosok Kartini sebagai pahlawan nasional, mengajarkan kesetaraan gender dan peran penting perempuan.

Hari Kartini dirayakan setiap 21 April. Seminggu yang lalu tepat perayaan itu berlalu, tetapi “ajaran” Kartini akan hak pendidikan bagi setiap orang termasuk perempuan, tak pernah berlalu. Walau dilingkupi berbagai kontroversi di balik perayaan Hari Kartini, semangat Kartini yang sepatutnya diteruskan.

Jika Anda berkesempatan ke Jawa Tengah pada akhir pekan ini, mampirlah ke berbagai tempat yang mengangkat sosok Kartini. Tak sulit mencarinya, cukup berkunjung ke dua kabupaten di Jawa Tengah yaitu Jepara dan Rembang. Kartini lahir di Jepara. Ia kemudian menikah dengan Bupati Rembang dan menetap di Rembang sampai menghembuskan nafas terakhir di usia 25 tahun.

Mulailah perjalanan Anda ke Desa Pelemkerep di Jepara. Di sana terdapat Monumen Ari-ari Kartini. Di desa inilah terdapat rumah tempat lahirnya Kartini. Sayangnya, rumah Kartini tersebut sudah tidak ada.

Namun, di bagian belakang masih terdapat tempat ditanamnya tali pusar Kartini. Di lokasi tersebut dibangun monumen. Bentuk monumen berupa bunga teratai yang merupakan bunga favorit Kartini. Oleh karena itulah, nama monumen tersebut Monumen Ari-ari.

Pendopo Kabupaten Jepara bisa menjadi tujuan Anda berikutnya. Ayah Kartini adalah Bupati Jepara. Tak heran, saat masih remaja, Kartini biasa berada di pendopo tersebut. Banyak pemikirannya yang muncul di tempat ini. Sampai akhirnya di usia 24, ia ke Rembang karena menikah dengan Bupati Rembang.

Arahkan perjalanan Anda ke Museum Kartini di Rembang. Buku legendaris “Habis Gelap, Terbitlah Terang” karya Kartini bermula dari bangunan ini. Inilah rumah tempat Kartini dan suaminya , Djojoadiningrat tinggal.

Salah satu ruangan dijadikan museum. Ruangan tersebut merupakan kamar yang digunakan Kartini untuk menuliskan pikiran-pikirannya ke sebuah surat yang rajin ia kirim ke seorang sahabat. Di kamar ini pula, Kartini melahirkan anak satu-satunya.

Pengunjung dapat melihat perlengkapan rumah tangga yang pernah dipakai Kartini, furnitur, foto-foto Kartini, sampai lukisan yang dibuat Kartini. Bangunan tersebut masih asli sepeti saat ditempati oleh Kartini. Museum terletak di Jalan Gatot Subroto.

Makam Kartini bisa menjadi pemberhentian terakhir perjalanan Anda. Di usianya yang muda, yaitu 25 tahun, Kartini menghembuskan nafas terakhirnya. Kompleks makam Kartini berada di bukit. Bentuk makam dibuat seperti Joglo dengan nisan marmer.

Makam tersebut dibangun oleh Djojodiningrat, suami Kartini. Makam Djojodiningrat pun berada di kompleks yang sama. Di bagian depan terdapat patung Kartini memakai busana adat Jawa dan memegang buku. Makam Kartini terletak di Desa Bulu, Rembang.

Selain tempat-tempat ini, Anda juga bisa berkunjung ke Museum Kartini di Jepara yang menyimpan barang-barang peninggalan Kartini. Serta Pantai Kartini di Jepara yang menjadi tempat Kartini berwisata bersama saudara-saudaranya saat masih remaja.

(sumber: Kompas.com)

Poskan Komentar


Sekarang Bisa Komentar Tanpa Harus Login.