Kilas Pandang Hasan Kafrawi

Lembaga Hasan Kafrawi. Siapa yang menyangka, kalau bangunan yang bediri di atas tanah seluas 50x100 m. merupakan sebuah lembaga pendidikan, keculai mereka yang membaca papan nama di samping gedung.
Dari segi fisik, sekolah kami pun tak seperti bangunan sekolah pada umumnya, dengan gedung yang megah, di penuhi oleh tiang bendera yang menjulang tinggi, area parkir yang nyaman, kantin, serta lapangan. Gedung sekolah ini masih apa adanya, 1 gedung ditempati oleh 2 lembaga, MA dan MTs, dengan kuota kurang dari 450 siswa.

Dari segi pengajar, guru kami pun kebanyakan dari lulusan S1, itupun masih ada sebagian yang lulus dari pesatren. Dari segi teman-teman kami sendiri, lingkup kami sangat terbatas, paling banyak 5 sampai 6 desa dari 3 Kecamatan (Kec. Kalinyamatan, Kec. Bate-alit, dan paling banyak dari Kec. Mayong karena kami berada di Kec Mayong). Seakan tidak ada yang menarik untuk sekolah disini.
Sebagian besar motivasi untuk belajar disini, hanya untuk ajang “dari pada nganggur mending sekolah” bahkan ada yang untuk ajang menunggu jodoh (bagi siswa putri), hanya sedikit siswa yang motivasinya untuk belajar, itupun kebanyakan dari orang yang tak punya, maklum sekolah kami tergolong sekolah paling murah di tingkat kabupaten, bahkan mungkin se-Indonesia.
Tapi sebagian dari kami tak menghiraukan itu, dari banyak keterbatasan itu, kami pun mencoba mencari celah untuk terus maju, kami pun mencoba mengembangkan dari hal organisasi (istilah sekarang Ekstrakulrikuler). Disini kami di gembleng untuk mencoba membongkar pikiran kita, bahwa kamujuan seseorang tidak dipandang dari dimana kita sekolah, seberapa besar sekolah kita, dan mungkin yang lain, tapi kemajuan seseorang tumbuh dari diri kita yang terus ingin untuk maju.

Di sini, setiap hari kami diajak untuk latihan untuk berdisiplin, diajak untuk bermasyarakat, diajak untuk bersosialisasi, diajak untuk berdiskusi, dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang lain. Memang cara yang mereka gunakan, kebanyakan kami tak mengerti maksudnya, kita disuruh LBB yang sangat melelahkan, kami disuruh untuk mandi lumpur saat perkemahan, kami disuruh penyamaran seperti tentara, kami dimaki-maki se-akan kami manjadi orang yang paling bersalah, dan tidak ada benarnya sama sekali. Pokoknya tidak ada yang baik dimata kami. Dan itu berlangsung turun temurun, bahkan hampir setiap acara perkemahan. Bahkan sampai ada yang jera untuk ikut perkemahan (Maklum orang biasa bilang anak mami), tapi ku anggap itu wajar, karena memang sangat melelahkan dan menakutkan.

Sekarang kami baru sadar, bahwa yang diperlakukan kepada kami itu bukan tanpa alasan, mereka (kakak-kakak alumni) melakukan itu, supaya kami tidak menjadi seorang pecundang, agar kami menjadi orang yang berani menghadapi masalah bukannya lari dari masalah, dan dan mereka berharap dengan itu kami bisa mengabdi kepada lembaga.

Berkat kegiatan ekstra tersebut kami pun bisa meraih mimpi kami, dari lulusan MA Hasan Kafrawi, tak sedikit alumni yang melalang buana di kota sebrang (Semarang, Jogja, Jepara sendiri, Kudus, bahkan ada yang di Ibu kota). Berkat pengalaman di Ekstra itu kami berani mengejar mimpi yang sekilas kami tak sanggup untuk meraihnya, akan tetapi bagi kami tak ada yang tak mungkin.
Itu sedikit kilas pandang tentang sekolah kami, sekitar 6-7 tahun yang lalu, lembaga ini sekarnag sudah jauh berbeda, sekarang mempunyai bangunan sendiri, bahkan Yayasan Hasan kafrawi sekarang telah membuka lembaga baru yaitu SMK Hasan Kafrawi dengan jurusan Perangkat Lunak, sekarang 3 lembaga tersebut telah mempunyai bangunan tersendiri, dan tenaga pengajar yang sudah sesuai dengan harapan.
Meski kami sudah tidak bisa lagi satu tempat tapi, dalam hal kekompakkan kami tak pernah putus, demi kemajuan lembaga Hasan Kafrawi Pancur.

Poskan Komentar


Sekarang Bisa Komentar Tanpa Harus Login.